Kamis, 02 April 2009

"Tuts Piano"

Kalau sedang dengar denting tuts piano begini, aku seolah rasakan kembali kehadiran Nita. Ada bau rambut kepangnya yang segar serupa aroma kanak-kanak kami. Ada marun pipi pualam cembung nan halus karna sapuan bedak bayi yang tersamar keringat riangnya. Oleh bapak kepala sekolah, kami dulu dipertemukan. Dikasih jalan tuk sebentar berteman.

Aku yang polos belum tau apa, larut dalam langkah kaki mungil dan sebuah buku otobiografi darinya. Dan karna kini Nita telah tak kutahu dimana, tuts piano ini kupelariankan saja, agar tetap bisa rasakan seperti apa bau-rupa tempo lalu.

Kemarin, ada yang bilang padaku bahwa setiap manusia punya prasaan-rasa yang terdambakan. Tapi, tak semua kita bisa mengakuinya.

Aku bisa dan mau sekali akui pada Nita!
Bahkan telah kulatih hati bicara, paling tidak dalam sebelas tahun terakhir untuk beritahunya.

Lantas, nah, (atau apalah),
dapatkah kepolosan kanak-kanak kami kubuat salah?


11:35 pm
28 Maret 2009



Papau
Sastra UNAND

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Bila anda ingin menanggapi posting ini, silahkan tuliskan komentar anda di sini.

Bagi rekan-rekan mahasiswa fakultas sastra Unand yang berminat mempublikasikan tulisannya di Blog Cermin Comunity, silahkan kirimkan naskah rekan-rekan ke cermincommunity@plasa.com
atau cermin_community@yahoo.com

Salam Hangat.