Hari itu kembali lagi
Amarah menggelegar bahana
Menyerakkan kepingan-kepingan patah
Dengan tunduk beribu diam
Hanya saja tak kentara meghiba
Jikalau aku tak mengeri apa apa
Aku tak mengerti sedikit juga
Karena hanya semu yang lewat sebentar
Coba ayun kembali kenangan lampau itu
Menyeruak benak tak sedikitpun lalai
Kadangkala hanya diam sejenak
Bernafas panjang berat dan terpekur
Entah apa yang kudapat dan kupunya
Setitik aneh tersirat selintas
Menebas keingintahuan syak wasangka
Karena aku tak mengerti apa-apa
(300409 - 02.33)
_Mira_
2 komentar:
ada sepotong sajak rendra begini:
aku bertanya, tetapi pertnyaanku membentur jidat para penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya..
nah..jika sajak atau kesusasteraan itu terletak pada dan membaur pada kemanusiaan, begitu juga sebuah sajak, bukan?
harusnya apa saja bisa menyuarakan kemanusiaan bukan?
mau berkata-kata indah atau bersorak lantang seharusnya tidak ada bedanya...
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Bila anda ingin menanggapi posting ini, silahkan tuliskan komentar anda di sini.
Bagi rekan-rekan mahasiswa fakultas sastra Unand yang berminat mempublikasikan tulisannya di Blog Cermin Comunity, silahkan kirimkan naskah rekan-rekan ke cermincommunity@plasa.com
atau cermin_community@yahoo.com
Salam Hangat.