Minggu, 18 Januari 2009

Sajak-sajak F.M.Faiz

DONGENG CINTA


Cuma kau. Aku


Selebihnya kekalahan, selebihnya


Dongeng tentang sakit yang tak selesai


Yang terus kita ulang dari halaman berbeda


Dongeng tentang usia



Cuma kau. Aku


Dan kekosongan di antaranya


kita anggap sebagai cinta


Juga kebohongan-kebohongan kecil


Yang selalu kita duga-duga


Mengalir serupa sungai


:cinta kah muara?






JALAN TIK TAK JAM


Aku berjalan


Tiktak jam sembunyi dalam hujan, pada gigil hutan-hutan


Kali-kali simpan dingin pagi


Aku kehilangan mantel, juga catatan


Dan tak bisa lari dari angka-angka kalender



Kau tak akan datang di satu


pagi yang sibuk itu


dan cuaca yang manja dan aroma bunga plastik


Dari sisa cinta yang kau copot dari tiap celana


Anak anak, meja tulis, hutan tropis, spidol berbau amis



cinta dan bait-bait


sebentuk kesangsian akan berangkat




November 2008







SITUJUH


Bukan senja yang bikin kelam,


Kampungmu kian jauh dilamun kabut


Di jalan-jalan tumbuhi lumut



Aku tahu, kita tak akan menemukan telaga di atas sana


Di puncak batas


Kematian bergeming dalam rupa yang lain








1999


hujan menghempas di luar


angin patahkan cahaya jalan


lampu kehilangan gelap,


dan orang kembali ke rumah batu mencairkan dingin jadi keringat



aku tahu kapan harus berangkat,







SONET PENGHABISAN




I


Kita akan berpisah di ujung jalan itu, ella


Kau, aku telah melewati taman penuh bunga di tikungan yang sama


Pada kelok jalan yang belum penuh


Kau memilih simpang,


dan lorong cahaya yang panjang


adakah kesiur angin sampai ke sana?



Aku antara gelap gang


catatan keberangkatan, kalimat-kalimat kabur


:kesepian yang tak kunjung tuntas itu


Serupa batukmu yang tak berkesudahan digerogoti mimpi


tentang rumah kecil serupa sorga


di kaki bukit sana.



II


Bukankah bunga dan kupu-kupu telah hinggap


bersemayam di tubuhmu, ella


menjelma warna biru malam-malam lesap


kesunyian tergantikan mozard


diam-diam kita renangi musim


daun-daun gugur dari tangkai,


benang sari yang berlepasan,


serupa gugur hujan pengujung tahun yang terkubur kesunyian



Setelahnya kita sibuk dengan cerita tentang sorga


yang tak pernah dijaga tentara.



F.M.Faiz the lost prophet

5 komentar:

Bung Nashyr mengatakan...

dungung suara tak berwujud,,,,
apakah itu????
salam kenal..

Hadi M Zaf mengatakan...

the lost prophet???

hahahahahah....

Mantap!!!

cermincommunity mengatakan...

the lost prophet itu band rancak lho bang...

cha_ya mengatakan...

i curious, who is ella????

^_^


ella.. ella.. ella..e
(-umbrella-)

virus mengatakan...

'sorga' sebuah diskursus yang selalu menjadi 'ujung'. suatu bentuk ideologi yang terendap dalam tataran psikologis pelaku praktek sosial. Dispositifnya berkembang mulai dari konstruksi relijius sampai sastra. Seakan-akan sorga merupakan tempat tanpa kontradiksi, aku penasaran akan hal itu, adakah elemen alam tanpa titik aporia? apakah 'differance' adalah sorga? seperti kata Derrida, 'ekonomi kematian' aku ingin tau, atau apakah 'differance' jalan menujuNya, ketika Derrida menganalogikan 'differance' sbg zat Tuhan untuk mengguncang kerajaan pemikiran barat, untuk membunuh stabilitas filsafat. sorga!!! hahahaha

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Bila anda ingin menanggapi posting ini, silahkan tuliskan komentar anda di sini.

Bagi rekan-rekan mahasiswa fakultas sastra Unand yang berminat mempublikasikan tulisannya di Blog Cermin Comunity, silahkan kirimkan naskah rekan-rekan ke cermincommunity@plasa.com
atau cermin_community@yahoo.com

Salam Hangat.