Membaca delapan sajak Famar Trizon, adalah seumpama menonton percakapan dua remaja yang tengah melihat rekaman persalinan seorang bayi yang dilahirkan dari perut ibunya. Ada tali pusar yang belum diputus, juga lendir-lendir yang masih berleleran. Dan, kedua remaja itu mereka-reka apa yang akan mereka lakukan nanti seandainya telah jadi ibu, hamil dan melahirkan. Tapi setidaknya ada yang akan mereka sampaikan walau dalam bahasa ‘reka-reka’.
Pada sajak “di balik Ilalang” kalimat Asa yang selama ini menemani
Telah muak dan pergi tinggalkan semua
Air mata akhirnya jatuh membasahi bumi
Seperti darang menghentak setelah beberapa bait sebelumnya masih ingin tegar.
Kecenderungan puisi yang lahir dari lingkungan akademisi seperti merong-rong akta-kata ke dalam perangkap gelap metafora. Kecenderungan itu lahir tidak semata dari intuisi yang dibangun oleh pemuisi, tapi lebih dari sesuatu yang belum padu dan pemaksaan hegemoni kata-kata.
Membaca puisi (sebut saja: sajak) Famar Trizon bagai merelakan diri kita terombang ambing pada riak-riak kecil emosi yang sesungguhnya dianggap sebagai gelombang.
Selamat membaca!
F.M.F
di balik Ilalang
Berada dalam ketidak pastian
Dibalik ilalang terdiam sendiri
Menatap langit dalam gelap
Tanpa satu suarapun terdengar
Berusaha tegar dalam kerapuhan
Menahan air mata yang susah dibendung
Melebarkan senyuman palsu
Meyakinkan semua akan baik-baik saja
Disini menunggu keajaiban datang
Untuk mengembalikan asa yang telah pergi
Asa yang selama ini menemani
Telah muak dan pergi tinggalkan semua
Air mata akhirnya jatuh membasahi bumi
Diiringi dengan derasnya hujan yang turun
Payung-payung keyakinan melindungi
Dibalik ilalang masih tetap menanti
Air hujan menyelimuti dan menghangatkan
Menghilangkan rasa perih yang menyerang
Menyejukan jiwa yang haus akan ketenangan
Jiwa yang hampir kering menghadapi semua kenyataan
Berikanlah sepasang sayap untuk terbang
Bawa jiwa ini menjauh dari semua ini
Lepaskan semua ketidak pastian yang menyiksa
Buatlah senyuman ini menjadi nyata
Katakan pada dunia tentang cerita indah
Bukan tentang kesakitan yang teramat perih
Biarkan sakit ini menjadi cerita masa lalu
Dan dunia hanya tau tentang cerita indah
Lengkingan suara ini cukup untuk melempar gundah
Dan meraih semua senyuman yang pernah pergi
Asa pun akan diraih kembali
Semua akan kembali indah
Hingga nafas ini berhenti berhembus
Dan hidup hanya tinggal cerita
Yang akan selalu menjadi kenangan
Untuk selamanya
Bertelanjang Hati
Senyuman nakal penuh dengan hasrat
Mendesah terus menggoda
Ingin menikmati setiap sentuhan
Hingga kebatas akhir puncak kenikmatan
Melayang di awang-awang
Tanpa takut terjatuh dan terhempas
Merasa semua akan selalu abadi
Dan nikmat itu akan selalu bersama
Menelanjangi hati yang telah terpukau
Akan kenikmatan semu semata
Terus tertawa dalam jebakan mematikan
Seakan telah terbius oleh kilauan
Yang menjanjikan segudang hasrat
Terus mendesah dan menggoda
Seakan mengisyaratkan sesuatu
Agar jangan pernah berpaling
Membiarkan hati kembali telanjang
Sehingga hasrat mengalahkan malu
Terus berjalan dijurang mematikan
Dengan desahan yang slalu menuntun
Mengarahkan kepuncak semu
Dengan bertelanjang hati terus melangkah
Menggapai semua kepalsuan
Tanpa takut terjatuh dan terhempas
Merasa semua akan selalu abadi
Dan nikmat itu akan selalu bersama
Desahan itu semakin keras
Semakin menggebu dan menggoda
Memanggil untuk dinikmati
Senyum-senyum nakal terus mendekati
Menarik dan menggenggam erat
Melayang lebih tinggi dan tinggi
Menggapai puncak kenikmatan
Tiba-tiba desahan itu terhenti
Senyuman menggodapun hilang
Genggamanpun terlepas
Dengan bertelanjang hati
Terjatuh dan terhempas keras
Asa Sempurna
Menelusuri tepian hidup
Yang mungkin akan sulit ditemukan
Mencari arti hidup yang sebenarnya
Berharap akan menyeruak kedepan mata
Sehingga jalan yang ditempuh lebih terang
Meskipun jalan penuh liku dan terjal
Takkan menyurutkan semangat
Akan terus melangkah maju
Meskipun harus tertatih-tatih
Demi merenggut asa yang tertanam
Gentar lenyap seketika
Dibakar semangat yang terus membara
Dan takkan pernah padam
Walau dihempas badai dan gelombang
Semua hanya bagian cerita kehidupan
Yang nanti akan terukir abadi dalam sejarah
Menatap kedepan demi kesempurnaan
Jejak-jejak yang tertinggal
Menceritakan sebuah perjuangan
Tegar dan terus tegar berdiri
Tak tergoyahkan apapun
Hanya demi satu tujuan akhir
Menuju ke suatu titik penghabisan
Yang berakhiri dengan kesempurnaan
Peneror Jiwa
Hitam telah menjadi simbol
Berteman dengan gelap
Wajah masam melihat kearah kebenaran
Takut akan sorotan silau cahaya suci
Terus menatap sinis dan dengki
Kunyuk-kunyuk perusak jiwa
Siap datang kapan saja dan dimana saja
Meneror hati dan jiwa
Membius dengan rayuan lembut
Yang akan siap membedah hati
Kemudian dinodai dengan tinta hitam
Sedikit demi sedikit menyebar
Mengalir bersama darah
Merah menjadi hitam
Cinta menjadi dendam
Cahayapun bisa padam
Perlahan berubah menjadi binatang
Yang siap mencabik dengan taring tajam
Rusuh mengambil alih damai
Dan cinta tinggal cerita
Karna hati telah terkunci rapat
Menutup setiap celah yang ada
Kemudian terdengar suara tawa
Menggelegar disudut kelam
Merasa bangga dan pongah
Menatap keberhasilan menyertai
Menabur kebencian dimana-mana
Satu demi satu di hancurkan
Mengoyak jiwa-jiwa yang damai
Mengarak kejurang neraka jahanam
Misi yang takkan pernah habisnya
Menjadikan surga lengang tak bertuan
Dan para malaikat menangis pilu
hanya ketulusan hati yang suci
Bertabur dengan mutiara kejujuran
Akan mampu mengalahkan itu semua
Merapuhkan kunyuk-kunyuk perusak jiwa
Menciut tersiram cahaya cinta
Hingga waktu harus terhenti
Kebenaran akan selalu merajai
Malaikat Kecil
Malaikat kecil berlari kian kemari
Dengan senyuman polosnya
Tatapan yang penuh dengan mimpi
Bersemayam dalam dirinya
Tertawa dengan keras!
Malaikat kecil bersedih hati
Dengan linangan air mata dipipinya
Menjelaskan kesedihannya
Yang haus akan kasih sayang
Menangis dengan keras!
Malaikat kecil tertidur pulas
Dengan senyuman manisnya
Telah membawanya ke negri dongeng
Seakan tak ingin berpisah
Menggenggam dengan keras!
Terpuruk
Jangan biarkan aku sendiri!
Aku takut dalam ketakutanku.
Temani aku ditempat ini!
Aku lelah berlari dari kenyataan.
Katakan sesuatu padaku!
Aku benci dengan kebohongan ini.
Lepaskan semua yang membelenggu!
Aku tak tahan lagi dengan semua ini.
Katakan sebenarnya cinta itu ada!
Aku telah puas dikianati.
Pegang erat tanganku!
Aku tidak mau terjatuh lagi.
Lihat sesuatu didepanku!
Aku tidak mau menjadi buta.
Berikan sandaran itu!
Aku ingin menangisi hidupku.
Tunjukan aku sesuatu!
Aku ingin asaku kembali.
Tersenyumlah untukku!
Aku terluka saat ini.
Hapuskan sakitku!
Aku tak sanggup bertahan lagi.
Berteriaklah didepanku!
Aku tidak bisa dengar apapun.
Tamparlah aku dengan kuat!
Aku sudah mati rasa.
Petikan bintang-bintang untukku!
Aku ingin bisa tersenyum.
Ajari aku sesuatu!
Aku terlalu bodoh saat ini.
Kirimkan kehangatan kasih!
Aku rindu belaiannya.
Tunjukan aku arti dari hidup!
Aku ingin menjadi berarti.
sampaikan pada Tuhanku!
Aku ingin kembali padaNya…
Lembayung Senja
Lembayung senja yang merona
Menegaskan keindahan alam yang tercipta
Meyakinkan keagungan itu memang ada
Tanpa bisa diingkari lagi
Senyum telah melebar menyaksikannya
Keelokan alam yang mempesona
Menenangkan hati dan pikiran
Hembusan angin sepoi-sepoi
Membelai lembut di kulit ini
Membuat terhanyut kedalam dunia khayal
Penuh cinta dan kedamaian
Suasana hati yang semakin menggebu
Ingin slalu menikmati keelokan alam
Agar dunia terus terasa indah
Tanpa keluh dan kesah
Senyuman terus mengalir
Terhanyut terbawa oleh suasana hati
Biasan sinar senja memantul diwajah ini
Bagai di negri dongeng yang hampir tanpa cela
Hanya indah dan mempesona tergambar
Bahagia yang tak berujung tercermin disini
Abadikan rasa di lembayung senja
Rasa yang tak bertepi, rasa yang sebenarnya
Dimana kisah akan terukir disini
Dibawah keindahan ini
Keindahan lembayung senja
Jalan cinta
Ketika malam menyelimutiku
Dan bulan bersama bintang tersenyum untukku
Menenangkanku dari rasa gundah
Saat aku harus bertaruh dengan ego
Dan saat pintu hati kehilangan kuncinya
Disini diruang gelap bersama jaring laba-laba tua
Aku terdiam dalam kesendirianku
Tak satupun kata yang bisa terucap
Tak satupun suara yang terdengar
Semua terasa hening dan hampa
Udarapun seakan pergi meninggalkanku
Membiarkanku sesak dalam gelap
Tapi aku tetap disini bertahan disini
Menanti seberkas cahaya menyinari hitamku
Dengan bersenjatakan ketulusan dan keyakinan
Aku takkan pernah gentar menjalani semua
Melewati ribuan aral yang ada didepanku
Aku percaya suatu saat akan berubah
Semua hitam ini akan terhapus
Gelap akan berubah terang
Dan gundah pasti berakhir
Aku terus berjalan melewati lorong panjang
Yang dihuni oleh anjing-anjing neraka
Semua akan aku lewati
Meskipun anjing- anjing itu
Harus menyalak dan menggigitku
Dengan keyakinan dan ketulusan
Aku takkan pernah takut untuk maju
Dengarlah cintaku, inilah aku
Aku yang selalu ada untukmu
Aku yang sulit jauh darimu
Aku yang selalu berteriak namamu
Semua atas namamu
Tak kuasa aku harus jauh
Dari sentuhan lembut tanganmu
Dengarlah janjiku ini
Janji seorang laki-laki sejati
Aku akan selalu ada untukmu
Sampai titik darah penghabisan
Hingga jantungku berhenti berdetak
Dan darah ini berhenti mengalir
Semua aku lakukan hanya untukmu
Demi cinta untuk cinta
Selamanya…
Famar Trizon
15 komentar:
Zie..sajak lu yang 'Bertelanjang Hati'..bener2 loe banget ya..
ya elah. anak komunitas cermin ini suka bikin sajak porno..hi..ngeri gue.
terima kasih...
itu semakin menyemangati kami untuk terus menulis......
porno?
kita hidup di negeri yang penuh dengan kata"definisi"
coba kawan rumahteduh buka lagi kitab UU pornografi... apakah itu sesuai dengan pengertian porno? atau mana yang lebih porno??
haha..
JoNk...
meski aku hanya memahami sepintas sajakmu: -terpuruk-, tapi aku saluttt
ada hal yang semua orang, pun seorang -seperti diriku- dengan gamblang mengucap apa yang.. let's say, memang menjadi kalimat yang harusnya lumrah untuk diucapkan.. tapi sering di-naif- muna-kan...
simple sentences but truth is better,, i think...
Jonk,,, sajakna bagus!!!!!
fny suka bgt sama sajakmu yang "TERPURUK"
silang pangka karajo nan ba pokok...
sutan sati pa iriang alek,
ba a kok angku baolok-olok,
co itu bana pandai mangecek
bungo pakih tapian kali
bungo pitaruah urang basamo
jan baitu bana basadiah hati
sampai ndak tau jantan batino
g-x,pn
aku suka dengan sajak yang telah terlahirkan indah ne
aku sedang dikianati ma pacarku
dia laki laki yang gak bertangung jawab terhadapku
wewewewleh..sajak gini aja diblng bagus...hwick!!! sajk smpah ne...
kini aku yang mulai bingung..=)
yaa benar.. tentang komentar mbak ika yang isinya "sampah" semua
jadi, mbak or uni or kak ika or ika..
sampah itu sekarang bagi orang- orang yang "berpikir" dan "mengerti" kemajuan zaman telah di'alihfungsi'kan sebagai sesuatu yang berguna, bermanfaat, dan "menarik" plus diperuntukkan bagi orang lain, termasuk bagi mbak ika..
I THINK..SURE..
pepatah mengatakan (entah pepatah mana..mungkin yang lahir dari komentar2 ika..:))
LEBIH BAIK SAMPAH TAPI DISAMPAIKAN DARIPADA EMAS TAPI DISIMPAN DIBALIK CACIAN
nah.. saya bingungnya..
mana sih tulisan 'mbak' ika yang BUKAN SAMPAH itu?????
aku mau liat toh..
kok gak pernah 'keliatan' ya..
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiichchchjjj....................!!!!!!!!!
aq pikir crmin ini betul2 paten..stlah aq tanya-tanya, trnyata..ha, cm kmpulan org2 yg g’ mandiri. buat smua pnulis cermin cimmuniti bagsnya nulis di ctatan atau diari ‘ja, jangan d blog komunits donk!!!! tlisan kyak gini aja ditampilin!!!! jangan bikin komunitas buat keren-2 an aje!! emang seeehhh. kul sambil bikin komunitas kan kreennn,,tapi jngan asal kren getooooooooooo..
dari yng aq liat, ga pernah ada lagi tulisan yg berisi. ntar, aq kasih tau tmn-tmn di Yogya, biar tahu klo orang PADANG tu kyak gini tulisanne…hihi.. eh, klian kenal ama rumahteduh kagak? wah,,tuh paten tuh. keyen..kemarin tampil di TIM, PESTAMASIO..wuihc…
bolo nanya ga’..??
komunitas CERMIN ini kpan dibubarin????
setuju gaaaa?
umm,, gimana yah mbak... sayangnya salah seorang pembina komunitas "gak paten" ini adalah pentolannya rumah teduh juga lhoo... apa bukannya mbak dina malah secara gak langsung meremehkan eksistensi rumah teduh juga tuh?!
wah,, seneng banget deh mbak kalo nama kita bisa sampe jogja,, gratis gak perlu promosi lagi...hehehe
oiya,, FYI : anak2 rumah teduh itu juga orang PADANG lho! lagi2 secara gak langsung mbak dina memposisikan komunitas pujaan mbak itu selevel dengan kami yang orang PADANG ini...
salam
Setelah membaca beberapa tulisan dan komentar dalam blog ini, saya jadi prihatin dengan budaya berbahasa dari beberapa kalangan (yang saya yakin masih muda).
Ingin berbagi fikiran dan membangun jejaring sosial dengan mereka yang punya minat dan cara pandang yang serupa, barangkali itulah tujuan dari blog ini.
Saya lihat dan baca dan pahami seharusnya ada prinsip juga yang coba dibangun oleh komunitas ini dalam bertulisan, paling tidak dalam berkomentar, sebagai yang terpelajar, sebaiknya coba ber-bahasa-lah yang baik karena sudah tau ilmunya.
Karena,
Kalau hanya copy/paste dan repetition, itu tahap berbahasa pada anak umur 1-2 tahun.
Bahasa adalah alat pikir, jadi kalau cuma bisa tulis kata "sampah" berarti yang dipikir cuma sampah.
Bahasa juga cermin pribadi dan bangsa, ada yang bilang, bangsa yang maju tercermin lewat bahasanya.
Apalagi kalau sastrawan, berbahasa tidak sekedar berpikir, tapi juga menyampaikan rasa. Sayang kalau rasa yang disampaikan hanya terbatas pada satu bentuk emosi saja.
Bahasa untuk Perubahan juga tidak selalu harus berisi dengan carut marut dan caci maki, Rasul Allah tidak pernah mencaci maki dalam mengajak umat masuk Islam. Kenapa kemudian para penulis yang baik harus bisa bercarut marut?
Apalagi dalam menulis, sebaiknya berbahasalah yang elegan, karena tulisan akan menjadi dokumen kehidupan, jangan sampai setelah mati kita dikenal karena buruknya, sementara orang yang menjadi contoh baiknya.
Hhmm...memang memprihatinkan jika komentar seperti ini yang kemudian menjadi lebih populer, entah bagaimana menanggungkannya pada generasi yang tersesat karenanya...
Untuk Komunitas Cermin, maaf jika sekali turut sudah kasih KulTuM, tetapi sebaiknya pertahankan budaya berbahasa yang baik pada blog ini.
Tabik!
Dengan sangat menyesal, officer blog Komunitas Cermin akan menghapus komentar-komentar yang bersifat memecah belah, sarkastik apatis dan komentar-komentar repetisi.
Demi membangun suasana kondusif dan nyaman bagi pengunjung blog ini nantinya
Salam
saya kira blog (baca:blok) adalah ajang rileks untuk melenturkan pikiran dengan komen-komen yang nyentrik dan unik. tapi apa daya...betapa banyak dari orang-orang yang tidak bisa membedakan mana yang 'maya' dan mana yang nyata.
sebaiknya, puisi-puisi yang masuk dan nimbrung dalam blog ini, adalah juga bukan semata puisi yang lahir dari curhat semata. seandainya pun harus terpaksa "curhat', hendaknya curhat yang berkualitas-lah.
untuk officer blog:
memecah belah, sarkastik, skeptis, apatis, bukankah itu juga sebuah pemaknaan? sebuah sebutan? apakah hanya sengan sebutan itu sebuah pikiran dapat dihapus?
SAUDARA OFFICER BLOG (BACA:BLOK),
BEGINI...
di masa ketika orde baru berkuasa, ada sekitar (yang saya ketahui) sepuluh buku yang dibakar, dilenyapkan dan tak punya hak terbit. hanya karena dianggap "kiri", memecah, atau apa kek namanya. dengan melakukan penghapusan dan pembakaran, bukankah hanya sebuah tindakan pengecut?
salam...fais ketjil.
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Bila anda ingin menanggapi posting ini, silahkan tuliskan komentar anda di sini.
Bagi rekan-rekan mahasiswa fakultas sastra Unand yang berminat mempublikasikan tulisannya di Blog Cermin Comunity, silahkan kirimkan naskah rekan-rekan ke cermincommunity@plasa.com
atau cermin_community@yahoo.com
Salam Hangat.