Sabtu, 10 Januari 2009

Sajak-sajak Famar Trizon

Membaca delapan sajak Famar Trizon, adalah seumpama menonton percakapan dua remaja yang tengah melihat rekaman persalinan seorang bayi yang dilahirkan dari perut ibunya. Ada tali pusar yang belum diputus, juga lendir-lendir yang masih berleleran. Dan, kedua remaja itu mereka-reka apa yang akan mereka lakukan nanti seandainya telah jadi ibu, hamil dan melahirkan. Tapi setidaknya ada yang akan mereka sampaikan walau dalam bahasa ‘reka-reka’.



Pada sajak “di balik Ilalang” kalimat Asa yang selama ini menemani


Telah muak dan pergi tinggalkan semua


Air mata akhirnya jatuh membasahi bumi


Seperti darang menghentak setelah beberapa bait sebelumnya masih ingin tegar.



Kecenderungan puisi yang lahir dari lingkungan akademisi seperti merong-rong akta-kata ke dalam perangkap gelap metafora. Kecenderungan itu lahir tidak semata dari intuisi yang dibangun oleh pemuisi, tapi lebih dari sesuatu yang belum padu dan pemaksaan hegemoni kata-kata.



Membaca puisi (sebut saja: sajak) Famar Trizon bagai merelakan diri kita terombang ambing pada riak-riak kecil emosi yang sesungguhnya dianggap sebagai gelombang.



Selamat membaca!



F.M.F







di balik Ilalang




Berada dalam ketidak pastian




Dibalik ilalang terdiam sendiri


Menatap langit dalam gelap


Tanpa satu suarapun terdengar


Berusaha tegar dalam kerapuhan


Menahan air mata yang susah dibendung


Melebarkan senyuman palsu


Meyakinkan semua akan baik-baik saja


Disini menunggu keajaiban datang


Untuk mengembalikan asa yang telah pergi


Asa yang selama ini menemani


Telah muak dan pergi tinggalkan semua


Air mata akhirnya jatuh membasahi bumi


Diiringi dengan derasnya hujan yang turun


Payung-payung keyakinan melindungi


Dibalik ilalang masih tetap menanti


Air hujan menyelimuti dan menghangatkan


Menghilangkan rasa perih yang menyerang


Menyejukan jiwa yang haus akan ketenangan


Jiwa yang hampir kering menghadapi semua kenyataan


Berikanlah sepasang sayap untuk terbang


Bawa jiwa ini menjauh dari semua ini


Lepaskan semua ketidak pastian yang menyiksa


Buatlah senyuman ini menjadi nyata


Katakan pada dunia tentang cerita indah


Bukan tentang kesakitan yang teramat perih


Biarkan sakit ini menjadi cerita masa lalu


Dan dunia hanya tau tentang cerita indah


Lengkingan suara ini cukup untuk melempar gundah


Dan meraih semua senyuman yang pernah pergi


Asa pun akan diraih kembali


Semua akan kembali indah


Hingga nafas ini berhenti berhembus


Dan hidup hanya tinggal cerita


Yang akan selalu menjadi kenangan


Untuk selamanya





Bertelanjang Hati





Senyuman nakal penuh dengan hasrat


Mendesah terus menggoda


Ingin menikmati setiap sentuhan


Hingga kebatas akhir puncak kenikmatan


Melayang di awang-awang


Tanpa takut terjatuh dan terhempas


Merasa semua akan selalu abadi


Dan nikmat itu akan selalu bersama


Menelanjangi hati yang telah terpukau


Akan kenikmatan semu semata


Terus tertawa dalam jebakan mematikan


Seakan telah terbius oleh kilauan


Yang menjanjikan segudang hasrat


Terus mendesah dan menggoda


Seakan mengisyaratkan sesuatu


Agar jangan pernah berpaling


Membiarkan hati kembali telanjang


Sehingga hasrat mengalahkan malu


Terus berjalan dijurang mematikan


Dengan desahan yang slalu menuntun


Mengarahkan kepuncak semu


Dengan bertelanjang hati terus melangkah


Menggapai semua kepalsuan


Tanpa takut terjatuh dan terhempas


Merasa semua akan selalu abadi


Dan nikmat itu akan selalu bersama


Desahan itu semakin keras


Semakin menggebu dan menggoda


Memanggil untuk dinikmati


Senyum-senyum nakal terus mendekati


Menarik dan menggenggam erat


Melayang lebih tinggi dan tinggi


Menggapai puncak kenikmatan


Tiba-tiba desahan itu terhenti


Senyuman menggodapun hilang


Genggamanpun terlepas


Dengan bertelanjang hati


Terjatuh dan terhempas keras











Asa Sempurna





Menelusuri tepian hidup


Yang mungkin akan sulit ditemukan


Mencari arti hidup yang sebenarnya


Berharap akan menyeruak kedepan mata


Sehingga jalan yang ditempuh lebih terang


Meskipun jalan penuh liku dan terjal


Takkan menyurutkan semangat


Akan terus melangkah maju


Meskipun harus tertatih-tatih


Demi merenggut asa yang tertanam


Gentar lenyap seketika


Dibakar semangat yang terus membara


Dan takkan pernah padam


Walau dihempas badai dan gelombang


Semua hanya bagian cerita kehidupan


Yang nanti akan terukir abadi dalam sejarah


Menatap kedepan demi kesempurnaan


Jejak-jejak yang tertinggal


Menceritakan sebuah perjuangan


Tegar dan terus tegar berdiri


Tak tergoyahkan apapun


Hanya demi satu tujuan akhir


Menuju ke suatu titik penghabisan


Yang berakhiri dengan kesempurnaan





Peneror Jiwa




Hitam telah menjadi simbol


Berteman dengan gelap


Wajah masam melihat kearah kebenaran


Takut akan sorotan silau cahaya suci


Terus menatap sinis dan dengki


Kunyuk-kunyuk perusak jiwa


Siap datang kapan saja dan dimana saja


Meneror hati dan jiwa


Membius dengan rayuan lembut


Yang akan siap membedah hati


Kemudian dinodai dengan tinta hitam


Sedikit demi sedikit menyebar


Mengalir bersama darah


Merah menjadi hitam


Cinta menjadi dendam


Cahayapun bisa padam


Perlahan berubah menjadi binatang


Yang siap mencabik dengan taring tajam


Rusuh mengambil alih damai


Dan cinta tinggal cerita


Karna hati telah terkunci rapat


Menutup setiap celah yang ada


Kemudian terdengar suara tawa


Menggelegar disudut kelam


Merasa bangga dan pongah


Menatap keberhasilan menyertai


Menabur kebencian dimana-mana


Satu demi satu di hancurkan


Mengoyak jiwa-jiwa yang damai


Mengarak kejurang neraka jahanam


Misi yang takkan pernah habisnya


Menjadikan surga lengang tak bertuan


Dan para malaikat menangis pilu


hanya ketulusan hati yang suci


Bertabur dengan mutiara kejujuran


Akan mampu mengalahkan itu semua


Merapuhkan kunyuk-kunyuk perusak jiwa


Menciut tersiram cahaya cinta


Hingga waktu harus terhenti


Kebenaran akan selalu merajai







Malaikat Kecil





Malaikat kecil berlari kian kemari


Dengan senyuman polosnya


Tatapan yang penuh dengan mimpi


Bersemayam dalam dirinya


Tertawa dengan keras!


Malaikat kecil bersedih hati


Dengan linangan air mata dipipinya


Menjelaskan kesedihannya


Yang haus akan kasih sayang


Menangis dengan keras!


Malaikat kecil tertidur pulas


Dengan senyuman manisnya


Telah membawanya ke negri dongeng


Seakan tak ingin berpisah


Menggenggam dengan keras!





Terpuruk




Jangan biarkan aku sendiri!


Aku takut dalam ketakutanku.


Temani aku ditempat ini!


Aku lelah berlari dari kenyataan.


Katakan sesuatu padaku!


Aku benci dengan kebohongan ini.


Lepaskan semua yang membelenggu!


Aku tak tahan lagi dengan semua ini.


Katakan sebenarnya cinta itu ada!


Aku telah puas dikianati.


Pegang erat tanganku!


Aku tidak mau terjatuh lagi.


Lihat sesuatu didepanku!


Aku tidak mau menjadi buta.


Berikan sandaran itu!


Aku ingin menangisi hidupku.


Tunjukan aku sesuatu!


Aku ingin asaku kembali.


Tersenyumlah untukku!


Aku terluka saat ini.


Hapuskan sakitku!


Aku tak sanggup bertahan lagi.


Berteriaklah didepanku!


Aku tidak bisa dengar apapun.


Tamparlah aku dengan kuat!


Aku sudah mati rasa.


Petikan bintang-bintang untukku!


Aku ingin bisa tersenyum.


Ajari aku sesuatu!


Aku terlalu bodoh saat ini.


Kirimkan kehangatan kasih!


Aku rindu belaiannya.


Tunjukan aku arti dari hidup!


Aku ingin menjadi berarti.


sampaikan pada Tuhanku!


Aku ingin kembali padaNya…









Lembayung Senja





Lembayung senja yang merona


Menegaskan keindahan alam yang tercipta


Meyakinkan keagungan itu memang ada


Tanpa bisa diingkari lagi


Senyum telah melebar menyaksikannya


Keelokan alam yang mempesona


Menenangkan hati dan pikiran


Hembusan angin sepoi-sepoi


Membelai lembut di kulit ini


Membuat terhanyut kedalam dunia khayal


Penuh cinta dan kedamaian


Suasana hati yang semakin menggebu


Ingin slalu menikmati keelokan alam


Agar dunia terus terasa indah


Tanpa keluh dan kesah


Senyuman terus mengalir


Terhanyut terbawa oleh suasana hati


Biasan sinar senja memantul diwajah ini


Bagai di negri dongeng yang hampir tanpa cela


Hanya indah dan mempesona tergambar


Bahagia yang tak berujung tercermin disini


Abadikan rasa di lembayung senja


Rasa yang tak bertepi, rasa yang sebenarnya


Dimana kisah akan terukir disini


Dibawah keindahan ini


Keindahan lembayung senja






Jalan cinta



Ketika malam menyelimutiku


Dan bulan bersama bintang tersenyum untukku


Menenangkanku dari rasa gundah


Saat aku harus bertaruh dengan ego


Dan saat pintu hati kehilangan kuncinya


Disini diruang gelap bersama jaring laba-laba tua


Aku terdiam dalam kesendirianku


Tak satupun kata yang bisa terucap


Tak satupun suara yang terdengar


Semua terasa hening dan hampa


Udarapun seakan pergi meninggalkanku


Membiarkanku sesak dalam gelap


Tapi aku tetap disini bertahan disini


Menanti seberkas cahaya menyinari hitamku


Dengan bersenjatakan ketulusan dan keyakinan


Aku takkan pernah gentar menjalani semua


Melewati ribuan aral yang ada didepanku


Aku percaya suatu saat akan berubah


Semua hitam ini akan terhapus


Gelap akan berubah terang


Dan gundah pasti berakhir


Aku terus berjalan melewati lorong panjang


Yang dihuni oleh anjing-anjing neraka


Semua akan aku lewati


Meskipun anjing- anjing itu


Harus menyalak dan menggigitku


Dengan keyakinan dan ketulusan


Aku takkan pernah takut untuk maju


Dengarlah cintaku, inilah aku


Aku yang selalu ada untukmu


Aku yang sulit jauh darimu


Aku yang selalu berteriak namamu


Semua atas namamu


Tak kuasa aku harus jauh


Dari sentuhan lembut tanganmu


Dengarlah janjiku ini


Janji seorang laki-laki sejati


Aku akan selalu ada untukmu


Sampai titik darah penghabisan


Hingga jantungku berhenti berdetak


Dan darah ini berhenti mengalir


Semua aku lakukan hanya untukmu


Demi cinta untuk cinta


Selamanya…




Famar Trizon

15 komentar:

Puan Audrey mengatakan...

Zie..sajak lu yang 'Bertelanjang Hati'..bener2 loe banget ya..

rumahteduh mengatakan...

ya elah. anak komunitas cermin ini suka bikin sajak porno..hi..ngeri gue.

cermincommunity mengatakan...

terima kasih...
itu semakin menyemangati kami untuk terus menulis......

Hadi M Zaf mengatakan...

porno?

kita hidup di negeri yang penuh dengan kata"definisi"

coba kawan rumahteduh buka lagi kitab UU pornografi... apakah itu sesuai dengan pengertian porno? atau mana yang lebih porno??

haha..

cha_ya mengatakan...

JoNk...
meski aku hanya memahami sepintas sajakmu: -terpuruk-, tapi aku saluttt

ada hal yang semua orang, pun seorang -seperti diriku- dengan gamblang mengucap apa yang.. let's say, memang menjadi kalimat yang harusnya lumrah untuk diucapkan.. tapi sering di-naif- muna-kan...

simple sentences but truth is better,, i think...

Fanny mengatakan...

Jonk,,, sajakna bagus!!!!!
fny suka bgt sama sajakmu yang "TERPURUK"

kucir mengatakan...

silang pangka karajo nan ba pokok...

sutan sati pa iriang alek,

ba a kok angku baolok-olok,

co itu bana pandai mangecek



bungo pakih tapian kali

bungo pitaruah urang basamo

jan baitu bana basadiah hati

sampai ndak tau jantan batino

g-x,pn

amelia mengatakan...

aku suka dengan sajak yang telah terlahirkan indah ne
aku sedang dikianati ma pacarku
dia laki laki yang gak bertangung jawab terhadapku

ika mengatakan...

wewewewleh..sajak gini aja diblng bagus...hwick!!! sajk smpah ne...

cha_ya mengatakan...

kini aku yang mulai bingung..=)

yaa benar.. tentang komentar mbak ika yang isinya "sampah" semua

jadi, mbak or uni or kak ika or ika..
sampah itu sekarang bagi orang- orang yang "berpikir" dan "mengerti" kemajuan zaman telah di'alihfungsi'kan sebagai sesuatu yang berguna, bermanfaat, dan "menarik" plus diperuntukkan bagi orang lain, termasuk bagi mbak ika..
I THINK..SURE..

pepatah mengatakan (entah pepatah mana..mungkin yang lahir dari komentar2 ika..:))
LEBIH BAIK SAMPAH TAPI DISAMPAIKAN DARIPADA EMAS TAPI DISIMPAN DIBALIK CACIAN

nah.. saya bingungnya..
mana sih tulisan 'mbak' ika yang BUKAN SAMPAH itu?????
aku mau liat toh..
kok gak pernah 'keliatan' ya..

Dina Oktavia mengatakan...

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiichchchjjj....................!!!!!!!!!
aq pikir crmin ini betul2 paten..stlah aq tanya-tanya, trnyata..ha, cm kmpulan org2 yg g’ mandiri. buat smua pnulis cermin cimmuniti bagsnya nulis di ctatan atau diari ‘ja, jangan d blog komunits donk!!!! tlisan kyak gini aja ditampilin!!!! jangan bikin komunitas buat keren-2 an aje!! emang seeehhh. kul sambil bikin komunitas kan kreennn,,tapi jngan asal kren getooooooooooo..
dari yng aq liat, ga pernah ada lagi tulisan yg berisi. ntar, aq kasih tau tmn-tmn di Yogya, biar tahu klo orang PADANG tu kyak gini tulisanne…hihi.. eh, klian kenal ama rumahteduh kagak? wah,,tuh paten tuh. keyen..kemarin tampil di TIM, PESTAMASIO..wuihc…
bolo nanya ga’..??
komunitas CERMIN ini kpan dibubarin????
setuju gaaaa?

cermincommunity mengatakan...

umm,, gimana yah mbak... sayangnya salah seorang pembina komunitas "gak paten" ini adalah pentolannya rumah teduh juga lhoo... apa bukannya mbak dina malah secara gak langsung meremehkan eksistensi rumah teduh juga tuh?!
wah,, seneng banget deh mbak kalo nama kita bisa sampe jogja,, gratis gak perlu promosi lagi...hehehe
oiya,, FYI : anak2 rumah teduh itu juga orang PADANG lho! lagi2 secara gak langsung mbak dina memposisikan komunitas pujaan mbak itu selevel dengan kami yang orang PADANG ini...

salam

I am LOVE mengatakan...

Setelah membaca beberapa tulisan dan komentar dalam blog ini, saya jadi prihatin dengan budaya berbahasa dari beberapa kalangan (yang saya yakin masih muda).

Ingin berbagi fikiran dan membangun jejaring sosial dengan mereka yang punya minat dan cara pandang yang serupa, barangkali itulah tujuan dari blog ini.

Saya lihat dan baca dan pahami seharusnya ada prinsip juga yang coba dibangun oleh komunitas ini dalam bertulisan, paling tidak dalam berkomentar, sebagai yang terpelajar, sebaiknya coba ber-bahasa-lah yang baik karena sudah tau ilmunya.

Karena,

Kalau hanya copy/paste dan repetition, itu tahap berbahasa pada anak umur 1-2 tahun.

Bahasa adalah alat pikir, jadi kalau cuma bisa tulis kata "sampah" berarti yang dipikir cuma sampah.

Bahasa juga cermin pribadi dan bangsa, ada yang bilang, bangsa yang maju tercermin lewat bahasanya.

Apalagi kalau sastrawan, berbahasa tidak sekedar berpikir, tapi juga menyampaikan rasa. Sayang kalau rasa yang disampaikan hanya terbatas pada satu bentuk emosi saja.

Bahasa untuk Perubahan juga tidak selalu harus berisi dengan carut marut dan caci maki, Rasul Allah tidak pernah mencaci maki dalam mengajak umat masuk Islam. Kenapa kemudian para penulis yang baik harus bisa bercarut marut?

Apalagi dalam menulis, sebaiknya berbahasalah yang elegan, karena tulisan akan menjadi dokumen kehidupan, jangan sampai setelah mati kita dikenal karena buruknya, sementara orang yang menjadi contoh baiknya.

Hhmm...memang memprihatinkan jika komentar seperti ini yang kemudian menjadi lebih populer, entah bagaimana menanggungkannya pada generasi yang tersesat karenanya...

Untuk Komunitas Cermin, maaf jika sekali turut sudah kasih KulTuM, tetapi sebaiknya pertahankan budaya berbahasa yang baik pada blog ini.

Tabik!

cermincommunity mengatakan...

Dengan sangat menyesal, officer blog Komunitas Cermin akan menghapus komentar-komentar yang bersifat memecah belah, sarkastik apatis dan komentar-komentar repetisi.
Demi membangun suasana kondusif dan nyaman bagi pengunjung blog ini nantinya


Salam

fais mengatakan...

saya kira blog (baca:blok) adalah ajang rileks untuk melenturkan pikiran dengan komen-komen yang nyentrik dan unik. tapi apa daya...betapa banyak dari orang-orang yang tidak bisa membedakan mana yang 'maya' dan mana yang nyata.

sebaiknya, puisi-puisi yang masuk dan nimbrung dalam blog ini, adalah juga bukan semata puisi yang lahir dari curhat semata. seandainya pun harus terpaksa "curhat', hendaknya curhat yang berkualitas-lah.
untuk officer blog:
memecah belah, sarkastik, skeptis, apatis, bukankah itu juga sebuah pemaknaan? sebuah sebutan? apakah hanya sengan sebutan itu sebuah pikiran dapat dihapus?
SAUDARA OFFICER BLOG (BACA:BLOK),
BEGINI...
di masa ketika orde baru berkuasa, ada sekitar (yang saya ketahui) sepuluh buku yang dibakar, dilenyapkan dan tak punya hak terbit. hanya karena dianggap "kiri", memecah, atau apa kek namanya. dengan melakukan penghapusan dan pembakaran, bukankah hanya sebuah tindakan pengecut?
salam...fais ketjil.

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Bila anda ingin menanggapi posting ini, silahkan tuliskan komentar anda di sini.

Bagi rekan-rekan mahasiswa fakultas sastra Unand yang berminat mempublikasikan tulisannya di Blog Cermin Comunity, silahkan kirimkan naskah rekan-rekan ke cermincommunity@plasa.com
atau cermin_community@yahoo.com

Salam Hangat.