Sabtu, 19 Desember 2009

"Untuk Na"



-->
Na yang baik,

Apa kabar?

Maaf karena aku terlalu lama mengambil jeda.

Aku hanya sedang menyiapkan bekal.

Setelah ini aku mau pergi jauh.

Dan kukira kamu sendiri juga akan harus pergi.



Na yang baik,

Pertama-tama maafkan aku karena menobatkanmu sebagai malaikat.

Rasanya begitu dingin sendirian, maka itu aku butuh malaikat di duniaku;

Malaikat yang bersayap hangat, bertubuh hangat.

Maafkan aku karena tidak sempat meminta ijin terlebih dahulu.



Na yang baik,

Kamu juga pasti tahu, ada monster begitu besar di kepalaku.

Hanya menunggu hari menjelang Kotak Pandora ini pecah,

Jadi sebelum aku terkulai, aku ingin memastikan aku akan memenangkan perang.

Tuliskanlah luka-luka ini di catatanmu,

Agar namaku bertahan lebih lama dari keberadaan monster-ku.

Dan dengan begitu aku menang.

Tuliskanlah sampai genap, sebelum wadah ini lenyap.



Na yang baik,

Terus terang, aku tak perduli lagi

Pada langit, pada dinding, pada eksistensi orang-orang.

Jangan heran.

Kalau sedang di ujung gunung, kita cuma ingin membayangkan dua hal: melebihi puncak tertinggi, atau jatuh menghempas bumi.

Menurutmu, bisakah aku terbang sepertimu? Atau aku akan jatuh?



Na yang baik,

Aku penasaran

Sebenarnya kamu naif atau munafik?

Tak perlu jawab. Toh kamu bukan objek observasiku.

Kamu tahu, aku ingin mengobservasi seisi dunia, kecuali kamu.

Kamu kan, bukan makhluk dunia ini.



Na yang baik,

Jangan tersinggung, tapi menurutku kamu konyol:

Tentang lelaki itu; tentang argumen yang kamu karang dengan cerdasnya untuk membenarkan keraguan, kepengecutan, dan kelalaianmu.

Tak apa. Itu alami, kok.

Itu kecenderungan umum yang sangat manusiawi dan normal.

Meski agak aneh kalau yang melakukannya kamu; sebab bagaimana pun, kamu bukan manusia.



Na yang baik,

Hati-hatilah.

Aku memang tak mungkin menjamah (kamu yang mewujud) malaikat. Tapi selalu ada kegaiban yang ‘kan mengusik harmoni alam-mu.

Bukan mereka, bukan laki-laki itu.

Tapi kegaiban yang lahir dari ujung bulu sayapmu.



Na yang baik,

Terimakasih. Kerelaanmu atau Keterpaksaanmu, tak beda bagi wajah-wajah ini.

Tidak perlu khawatir akan ada yang menuntutmu untuk mengikhlaskannya.

Keikhlasan itu adalah otoritas Tuhan; bukan aku.

Aku hanya tahu, kamu membalas pesan-pesan yang kukirim sejak dulu.

Aku hanya tahu kamu membuatku hangat.

Entah nyata, entah maya.



Na yang baik,

Aku sudah tidak pernah menangis lagi sejak aku berjanji untuk kuat, untuk menang.

Aku ingin kamu tahu, meski aku tak menangis, aku sangat sedih harus pergi.

Apa kamu sempat bersedih, ketika kamu terbang dan merenggut semua hangat itu?

Ah. Apalah pentignya.



Na yang baik,

“selamat tinggal"

Tak ada kata yang lebih pantas kutuliskan di sini, sebagai penutup sebuah surat.

Ah, bukan.

Bukan surat, tapi sajak kecil yang berlebihan.

Selalu saja, cuma sajak-sajak yang berlebihan.


(26 desember 2007--hari ini)

15 komentar:

Clara mengatakan...

wad ada award dan bagi award
selamat ya ^^
panen deh kamu ya...hihihihi...


btw, aku IBu? jiahahaha...jadi malu, belum masuk ke fase Ibu-ibu nih,,,baru bakal Ibu,,,*digeplak*

btw thx ya ^^

Elsa mengatakan...

waaaaaah terima kasih yaaaa...
you bright my day nih.
terima kasih ya ....

Seiri Hanako mengatakan...

suratnya koq nyentuh aku banget ya??
(merenung panjang...)

.....


btw
selamat atas awardnya...

salam kenal

anyin mengatakan...

wah aku udah pernah dapet Ra.. tapi ntar aku tetep posting nama kamu dengan tengsnya kok.. :)

makasih ya

EpiQ mengatakan...

terimakasih koko..

Narzis.net mengatakan...

Wah...borong award ni...
Owh..ya, itu Na yang dimaksud Nana Mirdad bukan..?? Xixixixi...
Btw, kunjungan perdana, hehehe...
Salam kenal :)

mocca_chi mengatakan...

suratnya aku suka, ada nada puitisnya, sekaligus menyentuhnya. terutama di bagian menjadikanmu malaikat tanpa meminta ijin, idih.. romantis bgtt

tuteh mengatakan...

Waaaah makasih banyak2 ya Awardnya... tapi beribu maaf... beribu maaf, saya sudah lama tidak menerima Award :(

secangkir teh dan sekera roti mengatakan...

mantap!!
punya alur dan punya rasa..!

suhairi anwar mengatakan...

makasih, bolanya sudah saya tangkap,
saya bawa pulang ya...

tenang aja ian, sebagai gantinya saya kasih pantun keren. Lihat sendiri ya..

Novia Sri Astini mengatakan...

Aq gk tw 'Na' it syapa, tp aq tw dan mengerti maksudnya, meski mungkin tk banyak.
sajak ini bagus. aq suka.

Ap ini dibuat pd tanggal yg tertera di atas, atw pd hari sajak ini diposting?

Saptra Lesmana mengatakan...

Gak bsa coment,

coz. . . GOOD JOB BOY!

Blum kpikir komentnya!! Btw ne sapa yan?

kesehaRian Ra-Kun mengatakan...

@Seiri Hanako:
syukurlah kalo begitu.
salam kenal juga :)

@mocca_chi:
tapi gak ada niat bikin itu terdengar romantis lho.. :)

@secangkir teh:
terimakasih :)

@novi:
ditulis sejak tanggal itu sampai hari diposting.
kenapa?
tnx udah suka.
Na itu makhluk yang dalam pikiran saya tidak bernama; tapi dia bukan tokoh fiktif.

@saptra:
sapa yang mana maksudnya? Na-nya itu yang siapa?
sudah aku bilang, kan, dia sosok yang gak punya nama.
No Name. Na.

Sang Cerpenis bercerita mengatakan...

biar newbie, tapi kamu tetap teman aku juga jadi dapat award dong. semua blogger baru ataupun lama adalah sahabatku. selamat ya utk awardnya yg lain.

Unofficial Drama Class mengatakan...

puisiny panjang tapi tidak membosankan.
bnagus :)

selamt atas awardnya...

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Bila anda ingin menanggapi posting ini, silahkan tuliskan komentar anda di sini.

Bagi rekan-rekan mahasiswa fakultas sastra Unand yang berminat mempublikasikan tulisannya di Blog Cermin Comunity, silahkan kirimkan naskah rekan-rekan ke cermincommunity@plasa.com
atau cermin_community@yahoo.com

Salam Hangat.